BRI Unit Molibagu Diduga ‘Main Mata’
Maango: Biaya Rekom Keikhlasan Guru, Kasihan Staf Kami Lelah Juga
Maango: Biaya Rekom Keikhlasan Guru, Kasihan Staf Kami Lelah Juga
Molibagu– Manajemen BRI Unit Molibagu menuai sorotan, karena pencairan gaji guru sertifikasi harus menggunakan surat rekom dari Diknas Bolsel. Padahal uang gaji itu sudah masuk ke rekening pribadi masing-masing guru sertifikasi.
Ada yang menilai, tak ada aturan
yang mengharuskan pencairan hak para guru itu, harus melalui rekomendasi Diknas
terlebih dahulu.
Tak
heran, beberapa guru sertifikasi pun menduga ada kongkalikong antara oknum di BRI
Unit Molibagu dengan pihak Diknas. "Kalau Itu benar tentu patut
disayangkan, kredibilitas BRI patut juga dipertanyakan," keluh salah satu
guru yang tak mau namananya ditulis kemarin.
Di
sisi lain, Kepala Unit BRI Molibagu Masyono Bidjuni, menyatakan kebijakan
tersebut diberlakukan atas dasar permintaan Diknas melalui surat resmi bernomor
1151/C.01/DIK/BOL-SEL/2012, Perihal Permohonan Kerjasama dari Diknas Bolsel. Diu mana isinya menyangkut tertib administrasi pencairan
dana sertifikasi.
"Sehingga
pencairannya harus pakai rekomendasi Diknas," terang Bidjuni sambil
menunjukan surat
yang ditandatangani Kadis Diknas, Hartati Maango.
Maango
saat dikonfirmasi membenarkan pemberlakuan surat pengantar dari dinas tersebut. "Benar,
rekom itu sebagai kontrol karena masih banyak guru sertifikasi yang belum
menyelesaikan berkas sertifikasi mereka, sehingga keuangan sulit memproses
berkas mereka," terang Hartati Maango.
Sedangkan
ketika ditanya tentang pungutan Rp 150 ribu kepada setiap guru yang mengurus surat rekomendasi, Maango
mengatakan hal itu tidak diwajibkan. "Tidak harus 150 ribu, seikhlas mereka.
Cuma pengertian saja. Kasihan, staf yang mengurus berkas-berkas mereka juga
cukup lelah," terang Maango sambil tersenyum.(gz/tim)