Berita Terbaru :

BRI Unit Molibagu Diduga ‘Main Mata’

Senin, 05 November 2012

BRI Unit Molibagu Diduga ‘Main Mata’
Maango: Biaya Rekom Keikhlasan Guru, Kasihan Staf Kami Lelah Juga 

Molibagu
– Manajemen BRI Unit Molibagu menuai sorotan, karena pencairan gaji guru sertifikasi harus menggunakan surat rekom dari Diknas Bolsel. Padahal uang gaji itu sudah masuk ke rekening pribadi masing-masing guru sertifikasi.

Ada yang menilai, tak ada aturan yang mengharuskan pencairan hak para guru itu, harus melalui rekomendasi Diknas terlebih dahulu. 

Tak heran, beberapa guru sertifikasi pun menduga ada kongkalikong antara oknum di BRI Unit Molibagu dengan pihak Diknas. "Kalau Itu benar tentu patut disayangkan, kredibilitas BRI patut juga dipertanyakan," keluh salah satu guru yang tak mau namananya ditulis kemarin.

Di sisi lain, Kepala Unit BRI Molibagu Masyono Bidjuni, menyatakan kebijakan tersebut diberlakukan atas dasar permintaan Diknas  melalui surat resmi bernomor 1151/C.01/DIK/BOL-SEL/2012, Perihal Permohonan Kerjasama dari Diknas Bolsel. Diu mana isinya menyangkut tertib administrasi pencairan dana sertifikasi.

"Sehingga pencairannya harus pakai rekomendasi Diknas," terang Bidjuni sambil menunjukan surat yang ditandatangani Kadis Diknas, Hartati Maango. 

Maango saat dikonfirmasi membenarkan pemberlakuan surat pengantar dari dinas tersebut. "Benar, rekom itu sebagai kontrol karena masih banyak guru sertifikasi yang belum menyelesaikan berkas sertifikasi mereka, sehingga keuangan sulit memproses berkas mereka," terang Hartati Maango. 

Sedangkan ketika ditanya tentang pungutan Rp 150 ribu kepada setiap guru yang mengurus surat rekomendasi, Maango mengatakan hal itu tidak diwajibkan. "Tidak harus 150 ribu, seikhlas mereka. Cuma pengertian saja. Kasihan, staf yang mengurus berkas-berkas mereka juga cukup lelah," terang Maango sambil tersenyum.(gz/tim)
Share this Article on :