Berita Terbaru :

KOTAMOBAGU

Lihat Lainnya »

BOLMONG

Lihat Lainnya »

BOLTIM

Lihat Lainnya »

BOLSEL

Lihat Lainnya »

BOLMUT

Lihat Lainnya »

SULAWESI UTARA

Lihat Lainnya »

SPBU Diminta Rekrut Tenaga Kerja Lokal

Kamis, 15 November 2012

SPBU Diminta Rekrut Tenaga Kerja Lokal

SPBU Bintauna
Boroko - Rencana salah satu pengusaha untuk mengoperasikan Stasiun Pengisihan Bahan Bakar Umum (SPBU) yang terletak di Kecamatan Bintauna mendapat tenggapan dari salah satu tokoh pemuda Bintauna, Mohammad Razif Mamonto.

Dia menegeskan rencana beropersianya SPBU itu agar bisa memperdayakan tenaga lokal. “ Kami minta pengelolah SPBU bisa memanfaatkan tenaga kerja lokal,”kata Razif.
 
Sementara Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Trasmigrasi (Disnakertrans)  Drs Faridudin Gumohung, menyambut baik rencana beroprasinya kembali SPBU itu. 

"Saya mengapresiasi rencana tersebut, karena dapat membuka lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja," kata Faridudin, Selasa (13/11) kemarin.

Faridudin menyarankan, agar pengelolah SPBU sebaiknya dapat memberdayakan tenaga kerja lokal yang sesuai dengan standar perusahaan. 

"Ada beberapa mantan pegawai yang pernah bekerja di SPBU Bintauna itu, kalau sesuai dengan standar, agar dapat direkrut kembali karena mereka sudah ada pengalaman kerja," tukasnya. (gts/hsd)

SHS Setujui Usulan DPRD Datangkan Bakosurtanal

SHS Setujui  Usulan DPRD Datangkan Bakosurtanal



Tutuyan- Warga Buyat bersatu Kecamatan Kotabunan Boltim memberikan apresiasi kepada Gubernur Dr Sinyo Harry Sarundajang (SHS). Dimana permintaan pihak Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Boltim, melalui usulan Pemkab terkait tapal batas Boltim-Mitra yang mendatangkan Bakosurtanal,  telah disetujui.

“ Semoga masalah tapal batas Boltim-Mitra segera selesai dengan menurunkan Bakosurtanal,” ungkap Rahmin Modeong.

Akan tetapi kata Ketua Forum Komunikasi Buyat Bukaka Bersatu (FKB3) ini mengtakana , jika penyelesaian tapal batas ini, sudah ada jadwal dari pihak Bakosurtanal, maka kedua belah pihak harus ikut bersama-sama. 

“Tidak hanya Pemkab Boltim dan Pemkab Mitra, tapi juga harus melibatkan kedua warga desa yang tinggal di daerah sengketa. Yaitu warga Buyat dan warga Ratatotok, agar supaya semua jelas dan diketahui mana batas yang sebenarrnya. Karena ini demi anak cucu kita kedepan,” kata Modeong.(mnm/hsd).

Farid: APBD 2013 Masih Disusun


Farid:   APBD 2013 Masih Disusun

Farid Asimin/Sekda Bolmong
Kotamobagu- Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TPAD) Bolmong Farid Asimin mengatakan,pihaknya masih menyusun rancangan APBD 2013. "Masih sementara pembahasan eksekutif dan dalam waktu dekat akan segera disampaikan kepada legislatif," ujar Sekretaris Daerah Pemkab Bolmong belum lama ini.

Menurutnya Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 37 tahun 2012 tentang pedoman penyusunan APBD 2013, penetapan APBD paling lambat 31 Desember tahun 2012. Penyampaian dan pembahasan RAPBD 2013 paling lambat 31 November.

Sebelum pengajuan rancangan APBD, eksekutif dan legislatif harus menyelsaikan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS). Pemerintah Daerah (Pemda) Bolmong sudah membahas KUA-PPAS pada Agustus lalu.

Terpisah, Ketua Komisi I DPRD Bolmong Yusra Alhabsyi mengatakan, dewan akan berusaha lebih mengefisienkan pemanfaatan anggaran tersebut. Dia mengakui belanja pegawai yang masuk dalam biaya tidak langsung masih di atas standar yang diharapkan.

"Pada APBD 2012, belanja tidak langsung masih 54 persen dari keseluruhan anggaran. Untuk APBD 2013, angka tersebut harus bisa lebih efiseinkan lagi," kata dia. Diketahui, total APBD Bolmong 2012 Rp 528 miliar dan setelah perubahan menjadi Rp 554 miliar.

Diakui, pembiayaan untuk gaji pegawai saja masih tinggi. Bahkan, untuk honorarium pegawai honorer di lingkup Pemkab Bolmong mencapai Rp 17 miliar. "Memang harus ada terobosan- terobosan untuk efisiensi anggaran tersebut," kata dia menandaskan. (TIM)

Pocil-Mongondow Masih Mencekam


Usai Pemakaman,
Pocil-Mongondow Masih Mencekam
Situasi Perbatasan Poyowa Kecil dan Kelurahan Mongondow Usai Pemakaman Korban dijaga Ketat Aparat Kepolisian (Foto Marshal/MT)


Kotamobagu- Usai pemakaman Chandra Suot (16), Selasa siang (13/11) kemarin sekitar pukul 12.00 WITA, situasi di perbatasan Desa Poyowa Kecil (Pocil) dan Kelurahan Mongondow sempat mencekam. Soalnya ratusan massa dari Pocil mencoba masuk wilayah Mongondow. Beberapa di antaranya sambil berteriak dan membuka baju.

Pantauan langsung media ini di perbatasan kedua kampung, gerakan ratusan warga Pocil tanpa membawa senjata tajam ini, dihalau aparat kepolisian dibantu TNI yang telah membentuk barikade. Massa perlahan dipukul mundur. Mereka pun geram, dan sempat melempari batu ke arah polisi.

Sejumlah wartawan yang melakukan peliputan pun langsung berlari mencari perlindungan dari lemparan batu tersebut.

Di sisi lain, pantauan di kelrahan Mongondoe, belum terlihat adanya pergerakan massa saat itu. Dan sekitar pukul 13.00 WITA, amarah warga Pocil mulai mereda, namun mereka masih berkumpul di tengah jalan sehingga memacetkan arus lalu lintas. 

Adapun pengamanan di perbatasn kedua kampung saat itu, dipimpin langsung Kapolres Bolmong AKBP Enggar Brotoseno SIK dan Wakapolres Kompol Rustanto SIK. Tak hanya itu, tampak pula Dandim 1303 Bolmong Letkol Inf Mujiharto.

Sementara dari pemerintah Kotamobagu, tak ada walikota maupun wakil walikota. Hanya ada beberapa pejabat yang terlihat, seperti Kepala Badan Kesbang Linmas Herman Aray, Kabag Tapem BAmbang Ginoga dan Camat Kotamobagu Selatan Umarudin Amba.

Kapolres yang ditemui di TKP, kepada sejulmah wartawan media cetak maupun televisi, menyampaikan imbauan kepada warga kedua kampung untuk sma-sama dapat menahan diri. “Kami mengimbau warga dari Poyowa Kecildan Mongondow untuk sama-sama menahan diri, tak muda terhasut oleh isu-isu yang tak bertanggung jawab,” kata Kapolres.

“Percayakan semuanya kepada aparat untuk meyelesaikan masalah ini. Serta memberikan waktu waktu kepada pihak kepolisian untuk menyelidiki kasus ini sampai tuntas,” imbuhnya.
POCIL MASUK

Walaupun sudah ada imbauan dari Kapolres, kemudian petugas pengamanan dari polisi maupun TNI kembali ditambah, namun sesuatu yang mengejutkan terjadi pada Selasa sore sekitar pukul 16.00 WITA. 

Saat itu, sejumlah warga Pocil berhasil masuk ke wilayah Kelurahan Mongondow. Mereka tidak melewati jalan yang telah dijaga polisi, tapi lewat belakang rumah warga.

Massa yang meringsek masuk ini, hanya bersenjatakan kayu, beberapa di antarnaya memegang batang besi. 

Di sisi lain, warga Mongondow yang sebelumnya terlihat tenang, tiba-tiba mengetuk tiang listrik yang ternyata merupakan pesan untuk bersiaga. Tak lama kemduian, ratusan warga Mongondow berkumpul di tengah jalan, lalu masuk di belakang rumah-rumah warga di mana saat itu warga dari Pocil sudah meringsek masuk. 

Aparat keamanan pun beberapa kali memberikan tembakan peringatan, untuk menghalau agar tak terjadi kontak fisik antar warga kedua kampung.(m-09/ite)

Desa Muntoi Lahir Dari Sebuah Sungai

Sejarah Desa
Desa Muntoi Lahir Dari Sebuah Sungai

Peliput            : Muslim paputungan
Editor              : Dhidink
 
Mulanya Desa Muntoi hanya sebuah lokasi perkebunan, yang diapit dengan 7 buah sungai diantaranya sungai Muntoi, Tapa Letung, Tapa Gapatan, Tapa Dulilow, Tapa Onaoon, dan Tapa sinagaan. Lokasi tersebut menarik perhatian dari berbagai desa untuk berkebun.

Seiring berjalan waktu, perkebunan tersebut  menjadi luas dan ramai sehingga  mereka memutuskan untuk memilih tinggal dan  menamainya 
“Muntoi.

Desa Muntoi merupakan salah satu dari desa yang berada di kecamatan Passi Barat yang terletak 17 Km Arah Timur Kotamobagu dengan luas wilayah seluas kurang lebih 7,5 Km Bujur sangkar. Dengan jumlah penduduk yang terbagi di beberapa dusun,  diantaranya Dusun satu berjumlah  299 jiwa, Dusun dua 267, Dusun tiga 210, Dusun empat  270, jiwa dan Dusun lima berjumlah 323 jiwa. Sebagian penduduk desa tersebut bermata pencaharian sebagai petani.

Sementara itu, sejak tahun 1931 Muntoi telah resmi menjadi sebuah desa dengan kepala desa (Sangadi) pertama S.G Tunggali, dan saat ini dipimpin oleh sangadi Mince Y taroreh dari 2007 hingga sekarang.

Desa ini merupakan tempat persinggahan warga yang melakukan perjalanan jauh. Dipinggir jalan trans AKD, terdapat jejeran warung yang menjual aneka makanan terutama Dodol dan Lalampa. Daerah ini sangat terkenal dengan daerah kuliner tersebut.(*)


Pengurusan Kenaikan Pangkat Berbau Fulus

Selasa, 13 November 2012



Pengurusan Kenaikan Pangkat Berbau Fulus
BKDD Diduga Jadi Sarang Pungli

PNS naik pangkat harus keluarkan uang pelicin
Buroko—Sejumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Bolmut mengeluh dengan sikap para pegawai yang berada di Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah (BKDD). Dimana setiap kali mengurus kenaikan pangkat mereka harus meronge kocek untuk guna memperlancar tugas mereka.

Pasalnya, dalam pengurusan berkas kenaikan pangkat bagi PNS angkatan 2010, dimintakan biaya hingga Rp 350 ribu.

Anehnya, menurut sejumlah PNS yang mengurus berkas kenaikan pangkat, jumlah uang yang diminta tidak merata. Sebab, ada yang menyetor awal Rp 150 ribu, ada juga yang menyetor hingga Rp 200 ribu.

“Jadi kami harus mengeluarkan uang sebesar Rp 150 ribu, untuk mendapatkan SK kenaikan pangkat. Padahal, sebelumnya kami telah menyetorkan uang sebesar Rp 150 ribu, dan ada juga yang dimintakan Rp 200 ribu pada saat pemasukan berkas,” ungkap salah satu PNS yang mewanti-wanti namanya tidak dikorankan.

Tak pelak, para PNS pun menuding jika pihak Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah (BKDD) Bolmut telah membuat Peraturan Daerah (Perda) pungutan sendiri.

Kepala BKDD Bolmut, Drs Hi Yusuf Lakoro, ketika dikonfirmasi melalui Kepala Bidang (Kabid) Diklat, Samidin Korompot, terkesan mengelak dugaan pungli yang dikeluhkan oleh para PNS. Dia mengatakan pihaknya tidak pernah meminta untuk membayar atau menyetor pengurusan kenaikan pangkat tanpa ada peretujuan bersama. 

“Tidak ada yang namanya pungli. Sebab, sebelumnya biaya tersebut telah disepakati bersama, dan biaya yang dimintakan itu, digunakan untuk operasional tujuh orang tim dalam melakukan pengurusan berkas ke Provinsi,” kilah Samidin(gts/hsd)

Desa Tuntung Berawal Dari Bunyian Gong “Tung tung tung”


Sejarah Desa

Desa Tuntung Berawal Dari Bunyian 


Gong “Tung tung tung”
 

Peliput             : Muslim Paputungan
Editor               : Didink


 

Berdasarkan informasi yang  Dihimpun oleh Media Totabuan dari berbagai sumber diantaranya Almarhum S.P Guhung Yang telah menititipkan  sebuah naskah sejarah Desa tuntung  yang ditulis Beliau, kami mengucapkan terima kasih dan syukur moanto  semoga almarhum ditempatkan di dikalangan orang-orang Sholeh Dan Takwa.
 
Bolaang Mongondow utara- Pada zaman dahulu kala, ada suatu tempat yang berada disebelah barat Kecamatan Kaidipang Kabupaten Bolaang Mongodow. Lokasi itu terletak di tepi pantai  yang berbentuk semacam teluk yang dikerumuni pohon-pohon serta rumput yang hijau
Sehingga membuat tempat itu terlihat strategis dan indah dipandang.

Lokasi itu  ternyata sebuah tempat yang  dihuni oleh manusia-manusia atau sekelompok orang yang berbadan  kecil-kecil, keseharianya bekerja mengambil hasil hutan seperti rotan, kayu dan lainnya.

Para kelompok ini terkadang juga sering turun ke pantai sambil membawa rotan, kayu hasil olahan mereka. Selain itu  Nampak terlihat sebuah bangunan yang berdiri dengan bebrapa pohon kayu terlihat seperti gubuk dengan  ditutup dengan daun woka,  merupakan tempat dimana mereka beristirahat , Walaupun gubuk tersebut berdekatan dengan pantai, Namun lokasi itu tidak pernah tersentuh oleh gelombang air.

Tidak jauh dari lokasi itu terdapat sebuah sungai yang sewaktu-waktu digunakan sebagai tempat untuk menangkap ikan, Selain ikan, mereka juga mengkonsumsi makanan sagu yang didapat dari pohon enau.

Seiring dengan  berjalannya waktu, pada abad ke – XVII ada sebuah perahu yang sempat berlabuh di lokasi tersebut, yang dipimpin oleh Raja Datu Binangkang, ketika perahu itu tiba di teluk secara bersamaan membuyikan sebuah Gong sebagai pertanda kapal telah berlabuh dengan bunyi “
Tung Tung Tung”.

Bunyi tersebut membuat para kelompok tadi langsung bergegas untuk turun dan melihat ketempat  arah bunyi itu.  Dari peristiwa berlabuhnya kapal itu sehingga mereka mengadakan musyawarah dan menanamainya “Tuntung”.

Sementara itu, Pada tahun 1908 terbentuklah Desa Tuntung yang dipimpin oleh Juka Hapili yang memerintah sejak tahun 1908 – 1913. Pada masa pemerintahan Juka, Masyarakat merasa aman dan selalu hidup berkasih sayang kepada satu sama lain.

Semenjak berdirinya desa tuntung,  beberapa Kepala Desa yang sempat menjabat diantaranya, Djuka Hapili dari 1908-1913, Djukalang Hankiho 1913-1918, Bomo Korompot  1918-1924, Kasili Buhang 1924-1930, Leo Mokodompis 1930 – 1933, Ain Antogia 1933-1936,Pilek Buhang 1936,  Bolano Buhang 1936-1947, Dudo Toana 1947, Walem Antogia 1947 – 1948, Hasan Buhang 1948, uno 1948-1949, Bolano  Buhang 1949-1950, après korompot 1950-1956, nasira mokodompis 1956-1957, Boupe Hankiho 1957-1958, Après Korompot 1958-1960 , Boupe Hangkiho 1960-1963, Abas Gumohong 1960- 1964, Boupe Hankihong 1964-1971, Suardi Gobe 1971-1972, Après Korompot 1972-1975, Abdul Latif Salute 1975-1982, Agi Inggirina 1982-2004, Alim  Hangkiho 2004-2009 dari data diatas memang beberapa pemimpin yang sempat menjabat kepala desa berulang kali. Hingga kini desa tuntung dipimpin oleh  Alim Hankiho.(*)


Desa Inuai Berasal dari Kata "Uai"


Sejarah Desa
  
Desa  Inuai Berasal dari Kata "Uai" 
 

Gunung Dongkol Perkebunan warga Inuai (Foto Lim)
Peliput       : Muslim Paputungan
Editor         : Didink



Kita beralih ke sejarah sebuah desa yang sering dilewati dari arah Kotamobagu menuju Inobonto, Desa tersebut bernama Desa Inuai. Menurut cerita warga, pada zaman dahulu kala, sekelompok leluhur Bolaang Mongondow merantau untuk mencari sebuah kota yang bernama Kotamobagu. Dalam perjalanan, mereka  sempat beristirahat di sebuah tempat untuk  makan, dan juga mempersiapkan bekal mereka dalam meneruskan  perjalan nanti.

Setelah beberapa menit  selesai beristirahat,  mereka pun melanjutkan kembali perjalanan, Namun ditengah-tengah perjalanan, para kelompok leluhur ini bertemu dengan beberapa orang. Dialog sempat terjadi, ternyata orang-orang tersebut juga ingin pergi ke Kotamobagu.

Mereka menyempatkan waktu untuk beristirahat dengan para kelompok itu, masak besama dan juga  makan bersama. Setelah tiba siang hari mereka mempersiapkan bekal  untuk  melanjutkan kembali perjalanan.

Salah satu dari mereka mengangkat bekal tersebut, dan berkata (uaiyon in ka’anon- Angkat makanan), Kata itu mendapat respon dari para leluhur dan menamakan Lokasi yang mereka singgahi itu dengan nama
“Inuai”.

Seiring berjalanya waktu , para penduduk berdatangan untuk membuka perkebunan di Inuai, sehingga pada tahun 1990 pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow menjadikan Inuai sebagai pedukuan, dengan kepala pedukuan Arip Paputungan.

Pada tahun 2002 status pedukuan berubah dan menjadi Desa.

Jumlah kepala keluarga berdasarkan data dari pihak pemerintah desa  berjumlah 556 jiwa yang terbagi dari laki-laki 332 jiwa dan perempuan 224 dengan jumlah kepala keluarga 134 jiwa. Dari pantauan kami desa inuai terdapat puskesmas pembantu, untuk membantu warga jika sakit.
(*) 

2013 Boltim Rekrut CPNS



2013 Boltim Rekrut CPNS
BKDD Baru Akan Usulkan Ke Menpan



CPNS diincar
Tutuyan-Janji Badan Kepegawaian Diklat Daerah (BKD) Boltim  untuk menerima Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada 2013 dipastikan akan segera  dibuktikan. Sebab sebelumnya BKDD sudah berjanji pada tahun ini  akan melakukan penerimaan namun dikabarkan  belum mendapat restu dari Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (Menpan RB).
 Namun untuk 2013 mendatang Pemkab melal;ui BKKD sudah mendapat lampu hijau terkait penerimaan calon abdi  negara itu,.

Kepala BKDD  Melsij Reefon Alung SE saat dikonformasi membenarkan hal tersebut.  Dia mengatakan  untuk 2013 nanti Boltim akan melakukan penerimaan CPNS.
"Penerimaan CPNS nanti pada 2013. Karena satu atau dua pecan kedepan sudah akan  mengusulkan semuanya ke pusat (Menpan RB Red ),"kata r Alung, kepada sejumlah wartawan.

Alung menjelaskan, proses perekrutan akan dilakukan setelah moratorium penerimaan CPNS akan berakhir desember nanti. Untuk penerimaan CPNS mendatang akan memasukkan analisis jabatan (Anjab) terkait kebutuhan daerah ke pusat agar dapat diketahui berapa formasi CPNS yang akan diterima.
"Setelah Anjab kita usulkan ke pusat yang pasti kita akan mengetahui berapa banyak yang akan diterima," terangnya.

Alung juga menambahkan dalam Anjab akan ada analisis beban kerja, pendistribusian dan peta CPNS di Boltim sebab kalau tidak dimasukkan maka pihaknya tidak bisa melakukan penerimaan CPNS. "Dari anjab akan diketahui berapa tiap tahun yang kita terima," tutupnya.(mnm/hsd)

POLITIK

Lihat Lainnya »

HUKRIM

Lihat Lainnya »

LIPU NATON

Lihat Lainnya »

NASIONAL

Lihat Lainnya »