180 Kali Diguncang Gempa,
Letusan Gunung Lokon Di Kota Tomohon Sulawesi Utara |
Tomohon – Lama terdiam, Gunung Api Lokon yang
terletak di Kota Tomohon Sulawesi Utara, Selasa (24/04) kemarin, kembali
meletus. Letusan disertai bunyi gemuruh cukup kuat dan menggetarkan tiang serta
kusen rumah warga, terjadi sekitar pukul 11.21 WITA.
Peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Lokon
mulai sejak Senin pukul 15.00 Wita. Hingga Selasa, pukul 09.00 WITA. Dimana,
dalam aktifitas tersebut, tercatat terjadi sekitar 180 kali gempa vulkanik.
"Letusan kali ini cukup kuat diiringi dengan bunyi gemuruh yang kuat pula. Pijakan kami sempat bergetar. Begitupun dengan tiang penyangga rumah dan kusen jendela dan pintu ikut bergetar," kata Junike Agustin, warga Kelurahan Kinilow I, Kecamatan Tomohon Utara, Kota Tomohon.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Gunung (PVMBG) di Kakaskasen, Kota Tomohon, Farid Ruskanda Bina membenarkan letusan tersebut.
"Debu letusan tidak bisa kami perkirakan
karena tertutup kabut," katanya.
Tanda-tanda akan terjadi letusan memang sudah
terlihat sejak, Senin (23/04) sekitar pukul 15.00 Wita lalu, dimana gempa yang
mengindikasikan adanya supply energi terus meningkat. Dimana, selain
diguncang 180 kali gempa, terdapat pula 59 kali gempa vulkanik dalam, diikuti
gempa tremor dengan amplitudo 0,55 milimeter secara terus menerus.
Naiknya aktivitas Gunung Lokon, memaksa Surono, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Bandung bergegas menuju Tomohon dari Jakarta, untuk memantau langsung aktifitas gunung. “Sebenarnya hari ini (kemarin) saya ada rapat di Jakarta, tapi karena kondisi menghkhawatirkan dengan naiknya aktifitas, maka saya putuskan langsung kemari. Ternyata betul, baru 5 menit saya duduk di Pos Pemantau, Lokon sudah meletus,” kata Surono.
Kendati sempat membuat panik warga, namun
letusan tersebut tak sampai menyebabkan terjadinya pengungsian. Menurut Surono,
pengungsian tak perlu dilakukan sebab eskalasi ancaman sudah menurun. “Tidak
perlu ada pengungsian, sebab status masih tetap siaga, kecuali jika dinaikkan
ke awas,” terangnya.
Meski demikian, Surono meminta warga tetap waspada, sebab karakter Lokon kini mengalami perubahan, dimana didahului dengan gempa yang banyak terlebih dahulu kemudian diikuti letusan.
“Kalau dulu letusan Lokon mudah diprediksi,
jika sudah ada gempa banyak pasti terjadi letusan, dan akan berhenti atau
stabil lagi dalam jangka waktu lama, kini tidak lagi. Inilah kepastian alam,
yang adalah ketidakpastian bagi dia sendiri,” terangnya, sembari meminta warga
tidak beraktivitas dalam radius bahaya 2,5 Km.
Sementara itu, Royke Roeroe, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Kota Tomohon menjelaskan pemerintah telah mengosongkan seluruh wilayah yang masuk radius bahaya, dan tak ada lagi warga yang beraktivitas disana. “Sekarang tak ada lagi warga yang beraktifitas di radius bahaya, sudah dikosongkan," imbuhnya.
Bahkan untuk menghindari ancaman bahaya terutama dari serangan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), pemerintah langsung membagikan sekitar 8 ribu masker kepada warga terutama bagi mereka yang berada di wilayah Kinilow dan Tinoor. (trn/Jun)