Berita Terbaru :

Sejarah Lahirnya Desa Matali Baru

Kamis, 19 April 2012


Peliput: Khano Lee
Editor: Fahmi Gobel

TAHUN 1932, Abo’ Bouenek dan beberapa orang tua berasal dari Desa Matali (Kelurahan Matali), yakni Laki Singa, Ongante, Bulow Giro Makalalag, menjelajahi dan menuju selatan untuk mencari lokasi perkebunan demi kelangsungan hidup anak cucu dan keturunannya.

Dari hasil jelajah itulah, Abo’ bersama rombongannya pertama bermukim di Aluman (pertemuan) sungai Bakan. Disinilah rombongan tersebut mulai menemukan lahan yang layak digarap untuk dijadikan areal pertanian dan perkebunan. Abo bermusyawarah dengan anggota rombongan pertama untuk dapat menambah rombongan berikutnya agar wilayah pekebunan diperluas, maka dengan inisiatif tersebut ditambalah rombongan ke dua diantaranya Laki Jamin, Laki Ullia, Laki Siok dan Laki Elisa. Dengan situasi yang semakin hari semakin baik, Abo’ meminta kepada Polatan Guyangan yang ada di Desa Matali untuk datang merintis wilayah tersebut, dengan permintaan itu disambut dengan baik oleh Guyanga rombongan ke tiga yaitu Laki Hanun, Laki Tedi, Laki Julu dan Laki Yusup.

Pada tahun 1934 ditentukan batas yaitu Sungai Bakan batas antara Guhanga (pemuka adat)  dari Poyowa Kecil dan dari Matali dan sungai kecil diantara Desa Bakan dan Matali dinamakan Ama Ayop.
Perlu diketahui, wilayah ini hasil rebutan antara Abo’ Buenek dari toko adat Poyowa Kecil dan tokoh adat Desa Tabang. Batas antara Tabang dan Matali pada waktu itu adalah Sungai Bolaang. Sebelah barat perkebunan berbatasan dengan Poyowa Kecil, sekarang ini disebut Desa Mopusi. Selanjutnya pada 1940, saat masuknya penjajah Jepang, kembali kelompok tadi mengungsi ke Matali, namun sebagian lainnya mengungsi ke perkebunan Komalu, Ipodong serta Kinutuk. Kemudian 1950 awal, kembali lagi ke perkebunan Ama ayop (lokasi yangh ditumbuhi pohon buah-buahan), dan pemimpin saat itu adalah Isa Paputungan dan Hasan Paputungan.

Pada tahun 1952 perkebunan Ama Ayop, akhirnya menjadi pedukuan dan pemimpinnya masih dipercayakan kepada Isa dikenal juga beliau sebagai ketua Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII), saat itu jumlah penduduk sebanyak 20 Kepala keluarga (KK), ditahun tersebut pemimpin masih disebut Pimpinan Rombongan.

Pada tahun 1959 Pedukuan Ama Ayop berganti nama Matali Baru, dan menjadi Desa defenitif dan disahkan oleh Camat Tolat dan Rungkat. (*)Dink


Menjabat Sangadi sejak tahun 1959:

1.  Isa Makalalag.
2.  Wajib Makalalag.
3.  S O Lomamay.
4.  PLH DJ Paputungan.
5.  S O Lomamay.
6.  S O Lomamay.
7.  PLH M DJ Makal.
8.  M DJ Makal.
9.  S B Paputungan.
10.              PLH A B Paputungan.
11.              W S Lomamay.
12.              PLH D Makalalag.
13.              W S Lomamay - sampai sekarang.





Share this Article on :