Peliput: Khano Lee
Editor: Fahmi Gobel
TAHUN 1932, Abo’ Bouenek dan beberapa orang tua
berasal dari Desa Matali (Kelurahan Matali), yakni Laki Singa, Ongante, Bulow
Giro Makalalag, menjelajahi dan menuju selatan untuk mencari lokasi perkebunan
demi kelangsungan hidup anak cucu dan keturunannya.
Dari hasil jelajah itulah, Abo’ bersama
rombongannya pertama bermukim di Aluman (pertemuan) sungai Bakan. Disinilah
rombongan tersebut mulai menemukan lahan yang layak digarap untuk dijadikan
areal pertanian dan perkebunan. Abo bermusyawarah dengan anggota rombongan pertama
untuk dapat menambah rombongan berikutnya agar wilayah pekebunan diperluas,
maka dengan inisiatif tersebut ditambalah rombongan ke dua diantaranya Laki
Jamin, Laki Ullia, Laki Siok dan Laki Elisa. Dengan situasi yang semakin hari
semakin baik, Abo’ meminta kepada Polatan Guyangan yang ada di Desa Matali
untuk datang merintis wilayah tersebut, dengan permintaan itu disambut dengan
baik oleh Guyanga rombongan ke tiga yaitu Laki Hanun, Laki Tedi, Laki Julu dan
Laki Yusup.
Pada tahun 1934 ditentukan batas yaitu Sungai
Bakan batas antara Guhanga (pemuka adat)
dari Poyowa Kecil dan dari Matali dan sungai kecil diantara Desa Bakan
dan Matali dinamakan Ama Ayop.
Perlu diketahui, wilayah ini hasil rebutan
antara Abo’ Buenek dari toko adat Poyowa Kecil dan tokoh adat Desa Tabang.
Batas antara Tabang dan Matali pada waktu itu adalah Sungai Bolaang. Sebelah
barat perkebunan berbatasan dengan Poyowa Kecil, sekarang ini disebut Desa
Mopusi. Selanjutnya pada 1940, saat masuknya penjajah Jepang, kembali kelompok
tadi mengungsi ke Matali, namun sebagian lainnya mengungsi ke perkebunan
Komalu, Ipodong serta Kinutuk. Kemudian 1950 awal, kembali lagi ke perkebunan
Ama ayop (lokasi yangh ditumbuhi pohon buah-buahan), dan pemimpin saat itu
adalah Isa Paputungan dan Hasan Paputungan.
Pada tahun 1952 perkebunan Ama Ayop, akhirnya
menjadi pedukuan dan pemimpinnya masih dipercayakan kepada Isa dikenal juga
beliau sebagai ketua Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII), saat itu jumlah
penduduk sebanyak 20 Kepala keluarga (KK), ditahun tersebut pemimpin masih
disebut Pimpinan Rombongan.
Pada tahun 1959 Pedukuan Ama Ayop
berganti nama Matali Baru, dan menjadi Desa defenitif dan disahkan oleh Camat
Tolat dan Rungkat. (*)Dink
Menjabat Sangadi sejak tahun 1959:
1.
Isa
Makalalag.
2.
Wajib
Makalalag.
3.
S
O Lomamay.
4.
PLH
DJ Paputungan.
5.
S
O Lomamay.
6.
S
O Lomamay.
7.
PLH
M DJ Makal.
8. M DJ Makal.
9. S B Paputungan.
10.
PLH
A B Paputungan.
11.
W
S Lomamay.
12.
PLH
D Makalalag.
13.
W
S Lomamay - sampai sekarang.