Kotamobagu –BP Migas (Badan Pelaksana Kegiatn Usaha Hulu MInyak dan Gas Bumi) agar
pemerintah memotong saja gaji PNS, karena harga BBM akan dinaikkan. Pendapat
itu tak hanya menuai resistensi di tingkat nasional. Di Bolmong Raya pun, usul itu
dianggap tak masuk akal.
Sebagaimana
disampaikan Ketua Komisi III DPRD Bolmong, Chairun Mokoginta SE, saat
diwawancarai Media Lipu Totabuan tadi malam (26/03).
“Menurut
saya, usulan itu tidak masuk akal. Dan terdengar kurang manusiawi. Kasihan gaji
PNS yang cuma pas-pasan untuk kehidupan sehari-hari, lalu dipotong lagi demi
BBM,” nilai Mokoginta yang juga anggota Badan Anggaran (Banggar).
Sedangkan
Sekda Bolsel Drs Hi Gunawan Lombu dihubungi terpisah, juga tak bisa menutupi
rasa herannya dengan adanya usulan tersebut. Apalagi gaji PNS baru saja
diumumkan untuk dinaikkan mulai tahunm ini.
“Heran
juga kalau ada usulan demikian. Sebab pemerintah pusat baru saja mengumumkan
kenaikan gaji PNS. Bagaimana kalau mau dipotong lagi. Bagaimanapun juga, jika
itu sudah menajdi keputusan, tetap kit aakan melakukan koordinasi untuk
pelaksanaannya,” ungkap dia.
Diketahui,
Direktur Pengendalian Produksi BP
Migas Rudi Rubiandini mengatakan kenaikan harga minyak di sisi lain memberikan
keuntungan di sektor hulu. Namun, pada dasarnya dengan produksi minyak yang saat
ini terus turun Indonesia justru menanggung kerugian besar.
"Jadi kalau harga BBM seperti Premium dan Solar tetap Rp4.500 per liter, dan tidak segera naik, salah satu dampaknya gaji PNS bisa jadi dipotong," ungkap Rudi.
"Jadi kalau harga BBM seperti Premium dan Solar tetap Rp4.500 per liter, dan tidak segera naik, salah satu dampaknya gaji PNS bisa jadi dipotong," ungkap Rudi.
Namun usulan tersebut dibantah oleh
Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
"Jangan ngomong seenaknya sendiri, sementara dia (BP Migas) tidak dipotong gajinya? Memang gajinya (PNS) tinggi apa, potong gaji seenaknya. Kalau tidak jalan pemerintahan mau tanggung apa. Enak saja potong-potong gaji," tutur Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang Brojonegoro kala ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (26/3).
Menurut Bambang, opsi pemotongan gaji tersebut dinilai tidak tepat. Hal ini, dikarenakan subsidi BBM kebanyakan dinikmati oleh kalangan atas. "Yang punya mobil, motor itu siapa? Kan kelas atas, ada yang menengah bawah atau miskin tapi itu kan sedikit sekali. Apa begitu?" paparnya.(gito/okz)
"Jangan ngomong seenaknya sendiri, sementara dia (BP Migas) tidak dipotong gajinya? Memang gajinya (PNS) tinggi apa, potong gaji seenaknya. Kalau tidak jalan pemerintahan mau tanggung apa. Enak saja potong-potong gaji," tutur Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang Brojonegoro kala ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (26/3).
Menurut Bambang, opsi pemotongan gaji tersebut dinilai tidak tepat. Hal ini, dikarenakan subsidi BBM kebanyakan dinikmati oleh kalangan atas. "Yang punya mobil, motor itu siapa? Kan kelas atas, ada yang menengah bawah atau miskin tapi itu kan sedikit sekali. Apa begitu?" paparnya.(gito/okz)